Sejarah Singkat Berdirinya KB/TK Islam
Al-Azhar 8 Jakapermai Bekasi
Bermula Dari Pengajian Anak-Anak
Sejarah pendidikan islam memiliki kaitan yang
sangat erat dengan masjid. Karena itu bila membicarakan masjid, berarti
membicarakan suatu tempat yang sangat azasi
untuk menyiarkan ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam. Jamaah yang
duduk melingkar di masjid merupakan lingkaaran – lingkaran pengajaran (halaqah)
yang diadakan di masjid-masjid semenjak masjid didirikan.keadaan seperti itu
berjalan terus sepanjang tahun dan tiada putusnya di seluruh negeri Islam.
Pada masaRasulullah SAW hingga
hulafaurrasidin (632-661 M) tempat
belajar berlangsung di masjid Nabawi, kemudian pada masa bani Umayyah dan bani
Abbas, kedatipun ilmu pengetahuan telah berkembang dalam berbagai cabang, namun
masjid masih menjadi tempat yang baik untuk belajar. Apalagi masjid masa itu
sudah dilengkapi dengan ruang belajar, ruang baca, dan ruang perpustakaan.
Di
Masjid agung Al-azhar keadaannya juga tidak jauh berbeda dengan negeri-negeri
islam lainnya. Sehabis sholat subuh imam besar, buya Hamka, mengajar pengajian,
mengupas isi kandungan Al-Quran didepan para jamaah yang duduk bersila
mengelilinginya. Sedang sore harinya, anak-anak kecil belajr membaca dan
menulis Al-Quran. Mereka duduk bersila depan kitab suci Al-Quran yang
diletakkan diatas rehal masing-masing.
Lambat laun anak yang mengaji terus bertambah.
Materi yang diajarkan tidak lagi hanya membaca dan menulis Al-Quran, tetapi
juga Al-Hadits, karena keguanya (Al-Quran dan Al-Hadits) merupakn sumber utama
agama Islam. Juga belajar tauhid, ibadah, akhlak, derta tarikh. Perkembangan
selanjutnya anak-anak belajar sudah tidak lagi duduk bersila di depan rehal,
melainkan dibangku-bangku panjang dari kayu.
Melihat perkembangan seperti itu, salah seorang
jamaah masjid agung Al-Azhar Abdullah Hakim, mengusulkan (Maret 1963) agar
pengajian anak-anak sore hari ditingkatkan mutu dan penyelenggaraannya, sepadan
dengan kemegahan masjid Agung Al-Azhar. Yaitu dengan membentuk suatu lembaga
pendidikan yang didalamnya terdiri dari TK,
SD, SLTP, SMU bahkan sampai
keperguruan tinggi.
Usulan tersebut ditanggapi dengan baik oleh
pengurus masjid. Sekretaris Masjid yang juga ketua umum pelaksana harian, Mayor
Amiruddin Siregar (ketuanya Adalah H. Anwar Tjokro Aminoto) meminta Ir. Amriel
A. Radjomantari, salah seorang pengurus masjid untuk menindaklanjutinya.
Amriel lalu mengundang segenap anggota pengurus
untuk bertemu membahas tentang “Pendidikan Perguruan Masjid Agung Al-Azhar”. Dalam pertemuan itu, Abdullah
mengingatkan kembali tentang nama masjid yang semula bernama masjid agung saja.
Lalu datang Syeikhul Azhar, Mesir, Mahmod Dyaltout, meberinya nama “Al-Azhar” apa maksudnya ini? Kata Abdullah;
“Maksudnya ialah agar di Masjid ini didirikan suatu perguruan Islam yang dapat
mengimbangi universitas Al-Azhar Mesir”.
Bagai gayung bersambut, berbagai tanggapan
bermunculan, mendukung usulan tersebut, sehingga dengan mudah pertemuan
mengambil beberapa keputusan.
1.
Masjid agung Al-Azhar
akan menyelenggarakan perguruan Islam yang bermutu.
2.
Perguruan itu
dinamakan “Perguruan Islam Al-Azhar”
3.
Untuk mewujudkannya
dibentuk tim, dipimpin oleh Abdullah Hakim dibantu beberapa pemuda tamatan
pesantren Gontor yang tinggal di Masjid Agung Al-Azhar seperti Nurcholish
Madjid, Mahfudh Makmun, dan A. Wachid Zaini.
Setelah pertemuan usai, pembicaraan dilanjutkan
lebih khusus lagi dengan melakukan penjajagan ke berbagai kalangan. Dan pada
tahun 1963, sekolah Islam sore, sejenis Madrasah Diniyah yang kelah diberi nama
Pendidikan Islam Al-azhar (PIA) dibuka. Disusul setahun berikutnya, awal
Agustus 1964, TK Islam Al-Azhar dan SD Islam Al-Azhar. Lantas SMP Islam
Al-Azhar (th 1971), derta SMU Islam Al-Azhar (th 1976) dan Universitas Al-Azhar
Indonesia (th 2000)
Ditahun pelajaran 2001/2002, sekolah-sekolah
itu telah berkembang pesat, tersebar diberbagai tempat di Jakrta, Bekasi,
Tangerang, Cikarang, Cibinong, Bogor,
Sukanumi, Cianjur, Serang, Puwakarta, Bandung, Cirebon, Cilacap, Semarang,
Salatiga, Surabaya, dan Pontianak. Mencapai 66 sekolah, dan 14 Play Group. Terdiri
dari 25 TK, 24 SD, 12 SLTP, dan 5 SMU, dengan jumlah murid lebih dari 22.642
siswa. Mereka didalam 661 kelasdan dididik oleh 1.324 orang guru, serta dibantu
386 karyawan. Jumlah tersebut tidak termasuk sebagian guru dan karyawan yang
berada dibawah pengelolaan yayasan kerja sama, serta tidak temasuk guru dan
karyawan yang ada di Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Pendidikan Islam
Al-Azhar (PIA), dan lembaga-lembaga kursus yang diselenggarakan oleh YPI Al-Azhar.[1]
Biar Lebih Tau tentang Al Azhar Yuk kita Download MARS AL AZHAR